Pada sebuah penerbangan Garuda Airlines yang mengangkut para jamaah haji
dari Indonesia. Ketika sudah hampir dekat dengan bandara di Jeddah,
tampaknya pesawat tersebut mengalami gangguan. Masker oksigen mulai
berjatuhan dan para penumpangnya mulai terlihat panik. Sang pilot lalu
mengontak menara pengawas penerbangan di bandara Jeddah untuk meminta
bantuan :
“Menara Jeddah, di sini Kapten Rudy, Garuda Airlines 878, apakah anda
mendengar?”
“Garuda 878, di sini menara Jeddah, silahkan”
“Menara Jeddah, di sini Garuda 878, kami sedang ada masalah yang gawat”
“Di sini menara Jeddah, tolong jelaskan masalahnya”
“Di sini Garuda 878, mesin kami kehilangan tenaga, mohon petunjuk”
“Di sini menara Jeddah, kami mendengar anda, tolong dicek beberapa hal buat
kami, OK?”
“Di sini Garuda 878, silahkan”
“Di sini menara Jeddah, apakah anda bisa menghidupkan tenaga cadangan di
mesin anda?”
“Di sini Garuda 878, negatif, sudah tidak ada tenaga sama sekali”
“Di sini menara Jeddah, dapatkah anda menurunkan ketinggian menjadi 20,000
feet?”
“Di sini Garuda 878, negatif, pengontrol sayap kami tidak ada respon”
“Di sini menara Jeddah, dapatkan anda mengeluarkan roda pendaratnya”
“Di sini Garuda 878, negatif, roda pendaratnya macet, tidak dapat
dikeluarkan”
“Di sini menara Jeddah, dapatkan anda mengulang apa yang saya ucapkan?”
“Di sini Garuda 878, silahkan”
“Di sini menara Jeddah, tolong ulangi kata-kata ini :
Asshadualla illa hailAllah, wa ashaduanna Muhammaddan rosulullah